Header Ads

Eka Tjipta Widjaja, Orang Terkaya ke-2 se-Indonesia Meninggal Dunia

Eka Tjipta Widjaja, Orang Terkaya ke-2 se-Indonesia Meninggal Dunia
Pendiri sekaligus pemilik kerajaan bisnis Sinarmas Group Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia pada, Sabtu (26/1/2019) pukul 19.43 WIB. (Tribunsumsel.com)
Eka Tjipta Widjaja lahir 27 Februari 1921 dan berusia 97 tahun. Gandi Sulistyo, Direksi Sinarmas Grup menuliskan dalam pesan singkatnya. "Telah meninggal dunia Pukul 19.43 WIB Bapak Eka Tjipta Widjaja Sinarmas. Akan disemayamkan di rumah duka Gatot Subroto, Jakarta," tulis Gandhi ke Kontan.co.id, Sabtu (26/1/2019). 


Eka Tjipta Widjaja adalah pemilik Sinarmas Group. Pemilik Sinar Mas Group yang pada 2018 dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia nomor dua oleh Forbes tahun 2018 dengan kekayaan senilai Rp 205 triliun. 

Mengutip Tribunnews, Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun. Ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata layak. Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi. 

Eka bahkan hanya tamat SD dan tak bisa lanjut sekolah karena ekonomi keluarganya carut marut. Namun bocah kecil itu tak menyerah dan bertekad bisa sukses demi membantu orangtuanya. Eka sempat berjualan biskuit dan menjajal berbagai bisnis. 

Kini Eka Tjipta memiliki ratusan perusahaan di berbagai bidang bisnis. Sinarmas Group menjelma menjadi perusahaan konglomerasi raksasa dari sektor properti, pertambangan, perbankan, agribisnis, kelistrikan, dan lainnya. 
Perjuangan hidup 
Pemilik Sinar Mas Group yang kini dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia nomor dua oleh Forbes tahun 2018. Saat ini Eka memiliki aset senilai Rp 205 triliun dan bos Sinar Mas ini mencapainya bukan tanpa perjuangan. 

Tak banyak yang tahu masa lalu Eka yang memprihatinkan. Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun. Ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata layak. Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi. 

Eka akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah dan hanya punya ijazah SD. Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya. Eka dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar. Eka berjualan dari pintu ke pintu. 

Sembari menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah. Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen. Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal. 


Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah dan mulai memproduksi sendiri kembang gulanya. Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat/TNI) dengan menjual kopra pada mereka. 

Namun Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti. Eka kembali bangkrut. Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru. 

Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian. Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta. Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya dan mencoba bisnis kebun kopi dan kebun karet di daerah Jember. 

Eka mendirikan CV. Sinar Mas dan mulai bisnis membuat bubur kertas dari sisa-sisa pengolahan karet. Seiring perkembangan bisnisnya, Eka mendirikan PT. Tjiwi Kimia pada 1976 yang bergerak di bidang bahan kimia dan tahun 1980, Eka bisa membeli 10 ribu hektar kebun kelapa sawit di Riau. 
Tahun 1982, Eka membeli Bank International Indonesia (BII) yang dan memulai bisnis propertinya dengan nama Sinar Mas Group. Hingga kini Eka mungkin telah mengalami puluhan kali jatuh dan bangkit lagi. Tapi hasilnya, saat ini Eka ada di posisi dua sebagai orang terkaya di Indonesia. 

Sinar Mas Group saat ini punya deretan bisnis properti yang ada di berbagai penjuru Indonesia, bisnis kekuangan (finance) hingga pelebaran sayap bisnis ke sektor usaha lain seperti pengolahan kelapa sawit, usaha bidang komunikasi Smart dan beragam jenis usaha lainnya. 

Eka punya prinsip hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan. Eka juga tak suka berfoya-foya dan selalu berusaha hidup hemat. Dari perjuangan Eka Tjipta si pemilik Sinar Mas Group ini, kita bisa belajar bahwa sukses memang bukan suatu hal yang instan.(*)


Artikel asli: Serambinews

Tidak ada komentar


Diberdayakan oleh Blogger.